Pagi ini dimulai tugas sebagai Teaching Assistant sensei gw. Teaching Assistant: bahasa keren dari tukang absen dan tukang suruh. Memang pelajaran sensei gw jam pertama 08:40, dan jumlah muridnya, ketika gw melihat daftar nama dari TU, ada 220an orang yang mendaftar. Tapi sampe sekarang cuma sekitar 160an orang…itu juga uda teler… Gw sih cuma diwanti-wanti supaya jadi tukang absen yang strict.
Ternyata adalah fakta global, bahwa pelajaran di pagi hari hanya akan dipenuhi murid tidur. Begitu pula kelas ini, bahkan parahnya, bukan hanya tidur, tapi juga maen hp, i-pod, dengerin musik, kerjain pr pelajaran lain…sampe yang duduk paling depan juga masih bisa buka hp.. inilah anak muda Jepang di kehidupan sebenarnya guys!!! Gw tahu, dan pernah menjadi posisi mereka, ketiduran di kelas, maen hp dan segalanya…tapi yang mungkin gw kaget, tidak demikian halnya dengan Jepang, apalagi anak universitas gw…(yang lumayan susah katanya untuk masuk undergraduate nya)
Terus, kejadian ini, jadi mengingatkan gw pada beberapa saat lalu, bagaimana orang negara China, India, Vietnam…(contohnya)yang terkenal dengan agresif, aktif, dalam hal sekolah maupun cari kerja. Karena sistem pendidikan dari keluarga mereka, dan karena mereka pernah mengalami sendiri masa-masa susah. Oleh karena itu mereka berjuang dan giat banget.
Terus, kejadian ini, jadi mengingatkan gw pada beberapa saat lalu, bagaimana orang negara China, India, Vietnam…(contohnya)yang terkenal dengan agresif, aktif, dalam hal sekolah maupun cari kerja. Karena sistem pendidikan dari keluarga mereka, dan karena mereka pernah mengalami sendiri masa-masa susah. Oleh karena itu mereka berjuang dan giat banget.
Terus, pas ngobrol sama temen gw yang lain, dia juga cerita ada kisah wanita pemulung dari Filipina, dimana sehari belum tentu bisa makan, dan makan juga cuma bisa nasi plus garam dan air. Ketika acara itu diliput sama TV Jepang, wanita Filipina itu bahkan sempat menawari reporter Jepang itu untuk berbagi makanan dengan dia. Si reporter itu menangis terharu, karena melihat kondisi wanita Filipiina itu, walaupun terbatas, tapi masih bisa menawarkan untuk berbagi makanan dengan sang reporter. Teman gw bilang….tentu saja, karena wanita Filipina itu tahu bagaimana menderitanya kalau kelaparan. Oleh karena itu, wanita Filipina itu masih punya perasaan untuk berbagi.
Yang pengen gw ceritakan di sini, mungkin negara Jepang ini, sudah terlalu makmur, sehingga anak mudanya sudah mulai banyak yang terlena.
Memang dibandingkan negara asal gw, ada beberapa hal masih lebih mending, tapi ada beberapa hal juga mereka lebih parah. Sedangkan generasi orang tua dan kakek nenek mereka, yang mengalami beratnya hidup pasca perang dan berjuang sampai Jepang berhasil seperti sekarang, itulah yang mungkin menjadi citra Jepang selama ini di mata gw (rajin, pekerja keras, disiplin, dll). Sama halnya dengan orang Batak dan Madura yang terkenal giat, karena daerah asal mereka yang tandus dan gersang, beda dengan daerah asal orang Sunda yang subur, dingin dan enak buat tinggal, sehingga semangat mereka untuk berjuang juga berbeda….(tidak bermaksud rasis, just write based on fact)….
Dan…kenapa gw mengangkat basa basi sepanjang ini, karena kondisi ini juga menyindir hidup gw. Beberapa bulan ini, gw lagi dalam proses job hunting, dan berulang kali gagal. Tapi setelah masuk kuliah, menjalani kuliah dan job hunting bukan proses yang mudah, apalagi tempat kuliah gw jauh terpencil di desa. Beberapa saat yang lalu, dan sampai saat ini (atau lebih tepatnya setelah masuk Tsukuba?!?!) gw jadi kayak kehilangan arah, begitu banyak kerjaan, tapi bener-bener ngga ada niat buat memulainya. Gw sempat curhat, dan dibilang mungkin gw harus ingat-ingat lagi apa motivasi gw dating ke negara ini? Apa yang ingin gw capai? (Rasanya gw hilang arah, masa depan adalah masa depan, gw ga tau mau jadi apa…)
Dan…kenapa gw mengangkat basa basi sepanjang ini, karena kondisi ini juga menyindir hidup gw. Beberapa bulan ini, gw lagi dalam proses job hunting, dan berulang kali gagal. Tapi setelah masuk kuliah, menjalani kuliah dan job hunting bukan proses yang mudah, apalagi tempat kuliah gw jauh terpencil di desa. Beberapa saat yang lalu, dan sampai saat ini (atau lebih tepatnya setelah masuk Tsukuba?!?!) gw jadi kayak kehilangan arah, begitu banyak kerjaan, tapi bener-bener ngga ada niat buat memulainya. Gw sempat curhat, dan dibilang mungkin gw harus ingat-ingat lagi apa motivasi gw dating ke negara ini? Apa yang ingin gw capai? (Rasanya gw hilang arah, masa depan adalah masa depan, gw ga tau mau jadi apa…)
Tahun pertama datang ke sini, emang berat, tapi ngga ada apa-apanya kalau dibanding sekarang. Tapi entah kenapa, saat itu, gw masih punya semangat dibanding sekarang. Trus, gw coba saran untuk mengingat-ingat apa motivasi dan tujuan gw. Gw buka dan baca resolusi gw tahun 2008, nemuin tema penelitian, kerja, dan dapet beasiswa adalah tiga target utama tahun ini. Dua di antaranya karena sudah terpenuhi, mungkin gw uda terlena kali yaaa….(sama kayak cerita di atas). Memang sih, tema penelitian saja yang baru beres, proses pelaksanaan dan lain-lain masih belum ada apa-apanya…
So, it might be true that I have to ask myself again…what I want to do…and what I don’t want to do… (thanks for the advice ^_~) Ditambah, minggu lalu baru dapat berita dari keluarga gw, ada satu famili gw, karena kondisi keuangan, harus putus sekolah sampai SMU aja. Rasanya miris, apalagi kalau lihat gw yang suka berleha-leha dan terlena….
Sekedar berbagi apa yang gw rasakan akhir-akhir ini….(0^_’)
1 comments:
yang kasih advice baek banget ya
Post a Comment