Pages

Monday, March 28, 2011

Recently...

Tinggal bersama keluarga, agar gw mengerti bagaimana rasanya berbagi, toleran, arti keberadaan keluarga, dan tidak cuek bebek... terutama agar lebih dekat dengan kakak gw yang telah banyak membantu gw...

Dapat bos pemarah...agar gw belajar lebih tegar, bahwa dunia kerja bukan lagi dunia anak bungsu yang manis dan damai, bahwa dunia nyata tidak semua orang itu baik...juga agar gw lebih disiplin, kuat dalam cobaan, dan lebih dewasa...

Pekerjaan dengan gaji yang kecil....agar gw lebih menghargai cara memakai uang seperlunya, sekecil-kecilnya gw jauh lebih beruntung, karena masih banyak yang tidak mempunyai pekerjaan di luar sana...

Krisis dan isu Air, radiasi, tsunami, gempa...agar gw lebih was-was dan tahu hidup itu ada saatnya di bawah dan di atas, agar senantiasa menghargai setiap detik dari hidup gw ini...

Gw berharap semoga gw bisa melalui hari-hari gw ke depan dengan pikiran lebih positif, merelakan yang harus gw relakan, tidak sirik, tidak dendam, lebih memaafkan, lebih banyak memikirkan bagaimana cara memberi bukan menerima....

Gw juga harus lebih banyak lagi menyayangi, mengerti dan menghargai sosok "nya" yang selalu ada buat gw, hadir dan selalu support gw selama ini. Walaupun gw banyak merepotkan dan menyakiti dia....I love You Ted!!!

Tuesday, March 08, 2011

Pilihan Tentang Pandangan...

"Di sepanjang perjalanan aku merasa beberapa wanita muda melirik ke arahku. Awalnya merasa risih, sejenak aku menumpang bercermin di depan sebuah toko sepatu, hmmm… rasanya semuanya sudah ok dan pas…


Mungkin karena hari ini aku memakai jaket baru yang masih rapi? Jaket coklat muda dengan potongan ramping yang membuat aku jatuh cinta dari pertama melihatnya, sehingga tidak tahan untuk tidak membelinya…hmmm sesekali menjadi pusat perhatian tidak apa-apalah…


Harum roti yang baru dipanggang ketika melewati toko roti, membuat perut semakin lapar…Di ujung jalan tampak pasangan muda sedang bermesraan, dan di sebelahnya tampak anak kecil yang berlari membawa balon merah.


Kemudian, di ujung jalan itu, aku melihatnya…sedang menungguku, sambil membawa…aaahhh…sekuntum bunga berwarna pink…"


******

"Hawa dingin di bulan Februari masih menusuk, jari-jari tanganku terasa sakit, kering, dan ujung kuku ada yang mengelupas dan berdarah.


Selagi melewati kaca di depan etalase toko, terlihat sosok diriku, terlihat tua dan kulitku sangat kusam. Tidak heran apabila tadi wanita di kereta itu tersenyum sinis sambil melihat ke arahku. Pasti karena tampang dan dandanan aku yang jelek.


Kring kring kring….tiba-tiba sebuah sepeda hitam hampir saja menabrakku dari belakang. Rupanya aku terlalu banyak melamun. Kemudian pandanganku beralih ke pasangan muda yang sedang tertawa kecil, pasti mereka sedang menertawakan kebodohanku.


Ahh..aku memang bodoh dan pantas ditertawakan mungkin…


Lima menit kemudian aku tiba di rumah seorang calon pelanggan yang sudah berjanji denganku. Tapi, inikah rumahnya? Terlihat megah berpagar tinggi, hitam dan abu-abu…sangat mewah dan terasa tak pantas ku masuki…mana mungkin mau dia membeli produk dari kantor ku. Pasti seniorku salah memberi info….Ah, lebih baik aku pulang saja sekarang…"

******


Dua hal di atas adalah narasi yang ditulis dari sudut pandang berbeda. Narasi pertama gw mencoba menulis dari sudut pandang orang yang sedang jatuh cinta dan sedang menanti pertemuan dengan kekasihnya…


Dan narasi kedua, dari sudut pandang seorang karyawan yang merasa gagal karena baru saja ditegur habis-habisan oleh atasannya.


Begitulah kita melihat dunia, saat kita sedang gembira, apa yang kita rasakan, kita lihat, terasa indah, berwarna dan menarik, bahkan hawa atau bau serasa harum dan menggoda….


Sebaliknya, apabila kita sedang jatuh dan dibawah, kita jadi mudah curiga, apa yang kita lihat menjadi suram, tidak menyenangkan. Bau-bauan yang kita cium bukan tidak mungkin bisa membuat kita mual juga.


Akhir-akhir ini gw merasa lebih sering memandang dunia layaknya tokoh dari narasi yang kedua. Seringkali gw merasa diri gw rendah, tidak berguna, dan selalu penuh dengan pikiran negatif lainnya.


Memang tidak selalu gampang untuk merubah cara pandang kita, atau selalu berpikir positif.

Terlebih apabila ada banyak masalah yang datang bertubi-tubi, mana mungkin kita dengan gampangnya tersenyum.

Hal yang seharusnya indah bisa terlihat jelek, masalah kecil jadi besar.

Sebaliknya ketika kita senang, hal kecil dan sederhana saja bisa membuat bahagia, orang yang bersalah kepada kita bisa dengan gampangnya mungkin kita maafkan….”ah…dasar dia mah orang aneh cuekin ajahh” contohnya…

Dua narasi di atas adalah "reminder that we choose how we view the world around us".

Kita sendiri yang memilih dan menentukan pandangan kita. Mungkin memang ada banyak faktor dari luar yang tidak bisa kita kendalikan, dan besar pengaruhnya ke mood kita.


Tapi pada akhirnya yang berperan besar mengendalikan itu adalah pikiran dan kemauan dari kita sendiri. Tidak gampang memang.


Mungkin bisa kita mulai dari hal ringan seperti dari berani tersenyum ke orang asing yang melototin kita, biar orang itu malu sendiri....:), menertawakan kesalahan atau kebodohan kita, berbuat baik tanpa berniat minta balasan, tulus....tersenyum ke anak kecil, mengucapkan selamat pagi ke pembersih gedung kita bekerja...dll....


Postingan ini semacam pengingat kepada diri gw sendiri, agar lebih bisa berpikir positif... ceria, dan optimis. Vitamin jiwa yang sangat amat gw butuhkan saat ini.



**Tulisan ini terinspirasi dari salah satu isi di buku “What I Wish I Knew When I Was 20” by Tina Seelig**