Pages

Monday, June 01, 2009

Beda bangsa beda senyumnya...



Kemaren keluar sama teman gw bertiga. Satu orang Nepal, satu orang Korea Selatan.
Entah kenapa kalau kumpul sama teman2 gw dari satu jurusan ini (terutama orang Korea ini), topik omongannya berat, berbobot, dan jadi belajar banyak.

Gw jarang banget bicara masalah politik, sejarah Jepang, kasus Korea Utara, ke-eksis'an Tuhan, prinsip dan pandangan hidup selama gw di Indonesia. Kalaupun ada, itu pun lebih ke arah gosip, dan ngomongnya juga tidak kritis.

Tapi beda dengan teman- teman gw di sini kampus ini (gw kebetulan deket dengan orang Nepal, Korea 2~3 orang, China). Yang diomongin sering kali bikin gw menganga...kok ya bisa membahas masalah Tibet dan China pas lagi makan malam, atau membahas Tuhan itu satu atau tidak setelah membahas perawatan muka yang terbagus...

Tapi jangan membayangkan ini pembicaraan yang berat dan membosankan...
(Atau mungkin inilah pembicaraan orang-orang umur 24~25 pada umumnya?)
Bagi gw bener-bener jadi ajang belajar bagi gw. Belajar bahasa Jepang, topik pembicaraan itu sendiri, juga belajar tentang SIFAT orang. Yup...hampir semua teman gw ini keras. Bisa dibilang tipe yang keras dan punya pendapat yang kuat. Gw juga dengar dari cara orang tua mereka mendidik, pandangan mereka sendiri...gw salut.

Hmm..apa ya...bukan membangga-banggakan mereka. Kadang beberapa dari mereka terlalu kuat, di belakangnya juga ada kalanya saling ngomongi... dan di situ gw cuma bisa jadi pendengar dan mengiyakan, sebisa mungkin gw bersikap netral, dan menghindari konflik....sehingga itu kadang gw juga ragu menyampaikan omongan gw begitu saja, takut menyinggung. Apalagi setelah keluar beberapa kali, bisa dibilang cara kita orang Indonesia, orang India (Nepal) dalam bikin joke itu beda dengan mereka dan mungkin juga orang Jepang pada umumnya.

Tapi, gw jadi menyadari dan mereka juga bilang, di antara mereka gw yang paling "manis". Dalam arti, gw terlalu manis dalam menyikapi sesuatu, yang lain lagi bilang gw terlalu polos. Intinya kalau kata gw, pandangan gw tentang dunia, hidup segalanya masih terlalu "manis dan indah". Seperti salah satu dari mereka, bilang, mungkin gw anak bungsu, apalagi dengan perbedaan umur yang lumayan jauh dengan sodara-sodara gw. Seakan-akan sifat anak bungsu yang punya pandangan..."hmm...akan ada seseorang yang mengusahakan untuk saya walaupun saya tidak berusaha keras..." dan mungkin akan berbeda dengan pandangan anak sulung "kalau bukan saya yang berusaha lalu siapa? (seakan rasa sadar tanggung jawabnya lebih besar)".
Yah..yang diomongin temen gw juga ga salah semua. Dan bukan berarti semua anak bungsu selalu seperti itu. Ini contoh dari gw saja.

Beda budaya, pola didik dan cara pikir

Sehubungan gw kuliah dia area sosial, tidak jarang gw gabung di kelas yang berbentuk seminar, dan isinya cuma diskusi topik. Kebanyakan sikap gw pasif dan kurang aktif. Dan begitu pula dengan beberapa teman gw dari Asia Tenggara yang lain. Bandingkan dengan negara Asia Selatan, Asia tengah, Eropa, Amerika (utara selatan)yang walaupun kadang disampaikan dengan bahasa Inggris ala masing-masing negara yang selalu dengan aktifnya berpartisipasi. Gw bukan ingin diam, tapi bingung apa yang kudu gw omongin.

Begitu pula pas lagi proses seleksi selama gw job hunting, orang China pasti agresif...jamin deh. Karena mereka juga dididik untuk bersaing atau tamat, dan jumlah saingannya seperti kita tahu, ya itu populasi China di dunia itulah saingan mereka... Kemudian gw juga pernah membaca di suatu blog, bahwa orang India juga didik untuk "bersilat lidah" secara lihai...makanya kita juga tau kalau orang India pinter ngomong, hari ini A, besok bisa B, tapi cara ngomongnya bisa bikin gw hooh hooh aja.

Sedangkan gw dari kecil, tinggal di kota kecil, uda dari kelas 5 SD tinggal sendiri, dan gw merasa bagaikan princess, ortu gw bisa dibilang memanjakan gw. Gw bukan anak ibukota yang dari kecil mungkin tipe pergaulannya juga beda, sekeliling gw juga orang-orang Jawa yang kalem kalem, dan beberapa Madura (ga ada hubungannya...)...ini sebenarnya menarik...bagaimana lingkungan berpengaruh besar ke diri kita ya...

Ini yang mungkin gw kurang. Bagaimana gw kurang tegas, kurang punya my own argument, terlalu lembek juga....dan kurang percaya diri. Masalah level kemampuan bahasa (Jepang dan Inggris juga) mungkin juga salah satunya. Mungkin ini juga sedikit banyak bakal berpengaruh juga di masa-masa job hunting ini...

PR gw masih banyak....(ˇε ˇ◕\\)...Gambare...

*Note: ingat ngga beberapa waktu Indonesia dapat predikat bangsa yang paling banyak tersenyum dan memberi salam. Orang Eropa juga bilang bangsa Indonesia ramah. Di satu sisi, arti senyum itu? Tanda damai, menghindari konflik, atau menutupi ketidak tahuan kita? Tapi di satu sisi, orang Indonesia juga gampang banget tersinggung, (kesenggol, dibogem, digampar...)..

Benarkah ramah? Beberapa sumber yang pernah gw baca bilang kita tersenyum ramah, dengan ada harapan pihak yang kita senyumi akan memberi balasan sesuai yang kita harapkan. Kita berbuat ramah dan baik, dengan ada harapan pihak lawan akan memberi timbal balik yang sama. Ketika balasan yang ada tidak sesuai dengan norma atau harapan kita, kita mungkin jadi marah dan naik darah...

Ingat pepatah Perancis..." a friend to everybody is not a good friend"

0 comments: