Tuesday, June 21, 2011
Kisah si bapak...
Monday, June 13, 2011
May 13th (My real Friday 13th)
Saturday, April 23, 2011
tidak bisa menerima kenyataan kesalahan sendiri?
sejak kapan gw jadi begini?
jepang yang aku rasa telah banyak mengajarkan aku berbagai macam hal, kenapa jadi malah membuat aku merasa hidupku sia-sia.......
its not about japan, not about people who invited me to japan, its all because of me...
I hate my self much
Saturday, April 09, 2011
Too much Choices will lead you to kebinasaan batin?
Seperti yang dulu pernah gw tulis di akun twit, negara Bhutan konon, membangun istilah gross national happiness, ingin membangun negara dengan masyarakat yang berbahagia, atau masyarakat utopia. Pemerintah melarang TV, sampai akhirnya TV boleh masuk sekitar tahun 1999. Karena dengan adanya TV orang2 di negara itu jadi tahu tentang dunia luar (jangan tanya gw, kalo internet boleh masuk ga...apalagi!!). Intinya, mungkin akan lebih baik kalau kita tetap terisolasi, sehingga tidak perlu tahu hijaunya kebun tetangga. Terlebih apabila kita semakin tahu banyak pilihan, susah mencapai tingkat kebahagiaan yang benernya ingin diraih Raja Bhutan saat itu.
Tadi nonton acara TV, salah satu topiknya adalah kenapa orang Jepang tidak mau menikah. Salah satu penyebabnya adalah tidak ketemu yang cocok. Dikiranya kesempatan keluar jarang, kurang gaul, kebanyakan kerja...tapi ternyata kebalikan... Kesempatan ketemu jodoh banyak, pilihan jadi banyak... TERLALU BANYAK malah. Jadi katanya terlalu banyak pilihan, jadi tambah bingung. Mereka takut salah buat keputusan, jadi siapa tahu sebenarnya ada yang jauh lebih baik dari pilihannya.
Manusia, semakin luas dunianya, mungkin pikirannya jadi tambah rumit. Ingin yang terbaik dan terkeren seperti yang menjadi image ideal masyarakat. Padahal mungkin saja, yang sederhana dan sudah ada di depan mereka, sebenarnya sudah cukup membuat mereka bahagia. Cuma karena, ada rasa takut bersalah, kalau ada yang baik kenapa tidak, juga idealisme tinggi, "rumput tetangga lebih hijau", dan semua khayalan yang belum ada di tangan...... jadinya kadang lupa untuk bersyukur, dan menikmati yang sudah ada di sekitar kita.
★Tulisan di atas mungkin juga bisa jadi renungan buat gw, kenapa gw selalu tidak puas dengan apa yang gw punya. Termasuk dengan karir yang pas-pas an. Iri habis sama karir teman, sama keahlian khusus yang dipunya teman, tapi itu semua sayangnya tidak gw imbangin dengan usaha gw. Juga yang awalnya gw mungkin bisa menerima kenyataan pekerjaan gw bukan yang paling keren, tapi omongan &anggapan pihak luar, yang men"judge" bahwa kamu tidak layak dpt kerja begono, kok mau toh lulusan master cm kerja di perush begono...dll...pada akhirnya meracuni semua otak, akal sehat, dan jiwa.... (walaupun jauh dr hati yang dalam, gw juga ingin mempertanyakan kemampuan gw, dan ingin keluar dari semua ini...sampai kadang juga berharap besok kiamat sajalah biar aku tidak usah pusing dengan hari esok). Pesan ke diri gw sendiri : "Jenny, be blessed with what you've got!!! Ganbareba, kitto dekiru yo!!! (jika kamu berusaha, pasti bisa!!)
Monday, March 28, 2011
Recently...
Tuesday, March 08, 2011
Pilihan Tentang Pandangan...
"Di sepanjang perjalanan aku merasa beberapa wanita muda melirik ke arahku. Awalnya merasa risih, sejenak aku menumpang bercermin di depan sebuah toko sepatu, hmmm… rasanya semuanya sudah ok dan pas…
Mungkin karena hari ini aku memakai jaket baru yang masih rapi? Jaket coklat muda dengan potongan ramping yang membuat aku jatuh cinta dari pertama melihatnya, sehingga tidak tahan untuk tidak membelinya…hmmm sesekali menjadi pusat perhatian tidak apa-apalah…
Harum roti yang baru dipanggang ketika melewati toko roti, membuat perut semakin lapar…Di ujung jalan tampak pasangan muda sedang bermesraan, dan di sebelahnya tampak anak kecil yang berlari membawa balon merah.
Kemudian, di ujung jalan itu, aku melihatnya…sedang menungguku, sambil membawa…aaahhh…sekuntum bunga berwarna pink…"
"Hawa dingin di bulan Februari masih menusuk, jari-jari tanganku terasa sakit, kering, dan ujung kuku ada yang mengelupas dan berdarah.
Selagi melewati kaca di depan etalase toko, terlihat sosok diriku, terlihat tua dan kulitku sangat kusam. Tidak heran apabila tadi wanita di kereta itu tersenyum sinis sambil melihat ke arahku. Pasti karena tampang dan dandanan aku yang jelek.
Kring kring kring….tiba-tiba sebuah sepeda hitam hampir saja menabrakku dari belakang. Rupanya aku terlalu banyak melamun. Kemudian pandanganku beralih ke pasangan muda yang sedang tertawa kecil, pasti mereka sedang menertawakan kebodohanku.
Ahh..aku memang bodoh dan pantas ditertawakan mungkin…
Lima menit kemudian aku tiba di rumah seorang calon pelanggan yang sudah berjanji denganku. Tapi, inikah rumahnya? Terlihat megah berpagar tinggi, hitam dan abu-abu…sangat mewah dan terasa tak pantas ku masuki…mana mungkin mau dia membeli produk dari kantor ku. Pasti seniorku salah memberi info….Ah, lebih baik aku pulang saja sekarang…"
Dua hal di atas adalah narasi yang ditulis dari sudut pandang berbeda. Narasi pertama gw mencoba menulis dari sudut pandang orang yang sedang jatuh cinta dan sedang menanti pertemuan dengan kekasihnya…
Dan narasi kedua, dari sudut pandang seorang karyawan yang merasa gagal karena baru saja ditegur habis-habisan oleh atasannya.
Begitulah kita melihat dunia, saat kita sedang gembira, apa yang kita rasakan, kita lihat, terasa indah, berwarna dan menarik, bahkan hawa atau bau serasa harum dan menggoda….
Sebaliknya, apabila kita sedang jatuh dan dibawah, kita jadi mudah curiga, apa yang kita lihat menjadi suram, tidak menyenangkan. Bau-bauan yang kita cium bukan tidak mungkin bisa membuat kita mual juga.
Akhir-akhir ini gw merasa lebih sering memandang dunia layaknya tokoh dari narasi yang kedua. Seringkali gw merasa diri gw rendah, tidak berguna, dan selalu penuh dengan pikiran negatif lainnya.
Tapi pada akhirnya yang berperan besar mengendalikan itu adalah pikiran dan kemauan dari kita sendiri. Tidak gampang memang.
Mungkin bisa kita mulai dari hal ringan seperti dari berani tersenyum ke orang asing yang melototin kita, biar orang itu malu sendiri....:), menertawakan kesalahan atau kebodohan kita, berbuat baik tanpa berniat minta balasan, tulus....tersenyum ke anak kecil, mengucapkan selamat pagi ke pembersih gedung kita bekerja...dll....
Postingan ini semacam pengingat kepada diri gw sendiri, agar lebih bisa berpikir positif... ceria, dan optimis. Vitamin jiwa yang sangat amat gw butuhkan saat ini.
**Tulisan ini terinspirasi dari salah satu isi di buku “What I Wish I Knew When I Was 20” by Tina Seelig**