"Gaji kamu sebulan berapa?"
Apa reaksi pertama kamu jika mendapat pertanyaan seperti itu?
Bakal berterus terang, memberi kisaran harga, tersenyum simpul, atau meninggalkan orang yang bertanya (kepo banget sihhhh), atau “ itu sudah hal yang bersifat privacy dong!!!!”
Privacy adalah jawaban yang sering diberikan ketika pertanyaan di atas diajukan kepada seseorang. Kebetulan, hari ini di kelas, kita sedikit membahas tentang privacy.Di China ada semacam pembagian dua jenis privacy, pembedaannya lewat karakter kanji. Yang pertama,ada hal-hal yang kita bisa dengan senang hati untuk memberi tahu kepada teman dekat kita. Seperti gaji per bulan, usia, hubungan dengan pacar, dsb. Yang kedua jenis privacy yang mungkin lebih ke arah egois. Contohnya mereka tidak akan memberi tahu teman terdekat atau siapapun ketika menemukan sepeti emas di hutan. Seperti itu gambaran kasar yang dijelaskan teman gw hari ini.
Apa reaksi pertama kamu jika mendapat pertanyaan seperti itu?
Bakal berterus terang, memberi kisaran harga, tersenyum simpul, atau meninggalkan orang yang bertanya (kepo banget sihhhh), atau “ itu sudah hal yang bersifat privacy dong!!!!”
Privacy adalah jawaban yang sering diberikan ketika pertanyaan di atas diajukan kepada seseorang. Kebetulan, hari ini di kelas, kita sedikit membahas tentang privacy.Di China ada semacam pembagian dua jenis privacy, pembedaannya lewat karakter kanji. Yang pertama,ada hal-hal yang kita bisa dengan senang hati untuk memberi tahu kepada teman dekat kita. Seperti gaji per bulan, usia, hubungan dengan pacar, dsb. Yang kedua jenis privacy yang mungkin lebih ke arah egois. Contohnya mereka tidak akan memberi tahu teman terdekat atau siapapun ketika menemukan sepeti emas di hutan. Seperti itu gambaran kasar yang dijelaskan teman gw hari ini.
Sedangkan di Jepang sendiri, memang tidak ada pembagian privacy seperti itu. Tapi itu bukan pertanyaan yang bagus untuk diajukan kepada orang Jepang (termasuk menanyakan usia terutama kepada wanita, status, berat badan /(- -")// ) Pendapat orang Jepang, kadang ada hal tentang lawan bicara yang kita tidak perlu tahu (ga tau juga ga masalah...toh itu uda urusan masing-masing).
Bagaimana halnya dengan Indonesia?
Beberapa waktu yang lalu, gw sempat baca, pedoman untuk berkomunikasi dengan orang-orang di dunia(ditulis oleh orang Jepang). Di bagian negara Indonesia, ditulis : "jangan terkejut jika tiba-tiba kamu ditanya oleh orang Indonesia besarnya gaji kamu sebulan berapa, kenapa kamu tidak menikah, pekerjaan kamu apa, dsb. Alasannya karena orang Indonesia suka menilai lawan bicara, ketika mereka mengetahui status lawan bicaranya adalah orang yang terhormat mereka akan langsung segan dan menaruh respek". Orang terhormat di sini mungkin bisa didefinisikan orang dengan pekerjaan mapan, gaji tinggi, lulusan perguruan tinggi ternama, dsb.
Gw sebenarnya juga awalnya tidak sadar kalau selama ini orang Indonesia seperti itu (catatan: Indonesia pada umumnya, bukan orang perkotaan atau dengan pendidikan yang tinggi). Tapi setelah dipikir-pikir lagi, sering gw mendengar di percakapan antar orang tua, sering pada ujung-ujungnya ngomongin "si A...enak tuh, gajinya sebulan segini...bla..bla..." bahkan ga heran tiba-tiba gw dikasih tau..."tau ga, si A temen lu, kerja di situ. Gajinya segini katanya!!!". Sekarang kalo dipikir lagi baru nyadar, kok sampe besar gaji temen gw pada banyak yang tau ya?!?!Tentang kebiasaan orang Indonesia yang suka menilai lawan bicara, itu benar menurut gw, dan salah satu standarnya adalah gajinya berapa. Padahal gaji juga bukan patokan yang selalu tepat juga.
Bukan patokan yang selalu tepat, tapi salah satu faktor utama pas lagi cari kerja. Iya ngga?
1 comments:
menurut gue, pada akhirnya tergantung dari sisi mana kita mau coba liat. apakah mau kita jadikan hal buat menilai orang dan sirik2an, atau mau kita jadikan pemicu diri kita untuk bisa lebih baik :)
Post a Comment