Ketika seekor induk ayam memberi nasihat kepada anaknya “Jadilah seperti Elang, gagah dan perkasa. Jadilah seperti kancil yang memiliki banyak akal, dan tirulah Angsa yang selalu setia terhadap pasangannya!”. Bila mendengar nasihat sperti itu, akankah anak ayam itu termotivasi menuruti semua nasihat induknya? Ataukah sebaliknya akan merasa terancam dan benci karena merasa dibanding-bandingkan? Kenapa induknya tidak dapat menerima dia apa adanya? Dia tidak akan menjadi seekor elang yang gagah perkasa, juga memiliki kecerdikan seperti kancil, apalagi memiliki sifat setia seekor angsa. Karena dia hanyalah seekor anak ayam, dengan segala kelebihan dan kekurangan yang telah dibawanya sejak menetas dari telurnya. Tahukah induknya bahwa ketika si anak ayam beranjak dewasa, nasihat itu akan mempengaruhi segala tindak tanduknya.
Secara ngga sadar kita suka membanding-bandingkan orang. Suka merasa ga puas. Bahkan mungkin terhadap buah hatinya atau saudaranya sendiri. Sederhana alasannya, demi kebaikan mereka sendiri, supaya termotivasi, bla..bla…and many other reasons. Tapi kalau cara penyampaiannya ga tepat, bikin yang dinasihatin jadi tersinggung atau sakit hati mungkin. Kebawanya mungkin sampe gede, sampe bikin orang yang dinasehatin bisa jadi minder, ga pede, bahkan mungkin dengan pilihan hidupnya, termasuk ga pede dengan segala pilihannya. Apa yang dipilih selalu aja ada cacatnya bagi si penasihat (yang suka memberi nasihat). Kenapa sih milih aja ga becus, tuh lihat XXXmu, milihnya yang pinter berkualitas, keluaran pabrik ternama di luar negeri, hidupnya kan terjamin jadinya. Kalo kamu milihnya ini kamu yakin bisa terjamin, bla…bla…
Ato tanpa dibilang gitu pun mungkin uda yakin milih gini, jadinya bimbang, ragu, duh gimana ya kalo ga cocok, kalo ternyata di mata penasihat kurang oke, duh yang laen udah bagus, kenapa punyaku sendiri yang kayak gini…bla..bla…and sejuta worries lainnya………
Emangnya pilihan si XXX itu pasti yang terbaik, emang kalo gw milih seperti XXX gw bisa bahagia, emang semua masalah bisa terselesaikan dengan mengirim gw ke luar jauh dari sarang, emang yakin kalo gw nolak ide penasihat pasti dikarenakan pihak ketiga, emang ga bosen denger janji-janji yang udah gw dapet kira2 7 tahun lalu tapi hingga kini hanyalah janji sampe gw pun ga berani mengiyakan karena takut sakit hati lagi, emang apa yang salah dengan pilihan gw, emang apa yang salah dengan tidak bisa berkata-kata manis, emang apa yang salah tidak pernah menjadi yang unggulan, emang apa yang salah menjadi makhluk yang ga becus apa-apa setelah diikutin les ini les itu, emang salah ya kalo gw bilang gw ga pengen, emang menyedihkan kalo gw tidak memenuhi tawaran itu? Huhhhh….dan emang dengan nulis di blog semua masalah terselesaikan? Huhhhhhh……Andai saja dengan menulis dapat menyelesaikan semua masalah…